Ketika saya masih kecil (saat di SD) saya sering dinasihati oleh Bude saya bahwa saya harus sekolah agar kelak bisa pinter dan kalau sudah besar jadi Dokter.
Dan saya yakin, pada awalnya, para orang tua pada saat menyekolahkan anaknya, mempunyai keinginan agar anaknya menjadi orang yang pinter, cerdas – sehingga nantinya bisa berguna bagi keluarga, negara dan agamanya.
Namun, kini, keinginan itu sudah mulai bergeser sekarang. Karena para orang tua berharap agar anaknya mempunyai raport dan ijazah dengan nilai yang sesempurna mungkin. Untuk mencapai itu, tak heran bila penyelenggara bimbingan belajar jadi ramai peminat.
Lebih dari itu, ini yang bahaya, bahkan segala cara pun ditempuh. Seperti yang telah saya tulis di sana, seorang Ibu harus memerlukan ke paranormal agar anaknya bisa menjawab soal-soal UN. Atau bahkan tak jarang (biasanya dilakukan para mahasiswi) mereka merayu Dosennya agar mendapat nilai bagus.
Jadi, kini, sekolah bukan untuk mencari ilmu, menambah wawasan, namun HANYA UNTUK MENCARI NILAI BAGUS. Hasilnya? Karena cara pencarian nilai itu membutuhkan biaya banyak, bahkan sampai merelakan kehormatannya, maka saat menjadi pekerja, maka yang dilakukan juga sama. Bagaimana caranya agar dapat uang banyak. Korupsi adalah salah satu pilihannya.
Oh, Indonesia. Bagaimana bisa disegani bangsa lain kalau warganya banyak yang tak berilmu, walau mempunyai IP yang tinggi.(
sumber)